Pendidikan yang Bermoral

Sabtu, 12 Januari 2013




Harus kita akui bahwa generasi muda pada jaman sekarang ini mempunyai sifta yang lebih mengutamakan kekuatan daripada pikiran oleh karena itu seringkali kita mendengar berita banyaknya tawuran antar remaja, bukan hanya remaja biasa namun generasi muda yang berpendidikanpun memiliki sifat yang sama.Misalnya saja banyaknya tawuran yang melibatkan Mahasiswa dan pelajar baik SLTP maupun SMA.Bahkan mahasiswa yang dikenal dengan jiwa dan pemikiranran kritis yang sering mengadakan demonstrasi atas nama masyarakat sekarang kadang-kadang menjadikan masyarakat ragu demonstrasi yang dilakukan mahasiswa murni untuk kepentingan rakyat atau pesanan sang pejabat.Hal ini dikarenakan acapkali proses tersebut malah membuat masyarakat merasa terganggu karena tidak santunnya mahasiswa dalam menyampaikan aspirasi.

Selain itu, berita-berita mengenai tindakan pencurian kendaraan baik roda dua maupun empat, penguna narkoba atau bahkan pengedar, pemerasan dan perampokan yang hampir setiap hari mewarnai tiap lini kehidupan di negara kita tercinta ini banyak dilakukan oleh oknum golongan terpelajar.Dilain pihak, tindakan korupsi, kolusi dan nepotisme juga mewarnai bangsa ini.

Kita sebagai Generasi Muda sangat perihatin dengan keadaan calon generasi penerus Bangsa Indonesai saat iniMelalui pendidikan nasional yang bermoral diharapkan generasi penerus bangsa ini tidak hanya dapat menjadi penerus yang mengandalkan otot namun juga penerus yang mengutamakan pikiran.Pendidikan nasional selama ini telah mengeyampingkan banyak hal. Seharusnya pendidikan nasional kita mampu menciptakan pribadi (generasi penerus) yang bermoral, mandiri, matang dan dewasa, jujur, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur, berperilaku santun, tahu malu dan tidak arogan serta mementingkan kepentingan bangsa bukan pribadi atau kelompok.Tapi kenyataanya bisa kita lihat saat ini. 

Dengan demikian, apabila kita ingin mencetak generasi penerus yang mandiri, bermoral, dewasa dan bertanggung jawab. Konsekwensinya, Semua yang terlibat dalam dunia pendidikan Indonesia harus mampu memberikan suri tauladan yang bisa jadi panutan generasi muda. jangan hanya menuntut generasi muda untuk berperilaku jujur, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur, berprilaku santun, bermoral, tahu malu dan tidak arogan serta mementingkan kepentingan bangsa bukan pribadi atau kelompok. 




Read more >>

Jenis-Jenis Segi Empat


1. PERSEGI PANJANG
Adalah bangun datar segi empat yang memiliki 2 panjang sisi sejajar dan memiliki 4 susu siku-siku.
Sifat-sifat :
-          Mempunyai 4 sisi, dengan sepasang sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar.
-          Ke-4 sudutnya sama panjang dan berpotongan membagi dua sama besar.
-          Ke-2 diagonalnya sama panjang dan berpotongan membagi 2 sama besar.
-          Dapat menempati bingkainya kembali dengan 4 cara.
2. PERSEGI
Adalah bangun segi empat yang memiliki 4 sisi sama panjang dan 4 sudut siku0siku.
Sifat-sifat :
-          Semua sisi persegi adlah sama panjang
-          Sudut-sudut suatu persegi dibagi 2 sama besar oleh diagonal-diagonalnya.
-          Menempati bingkainya dengan 8 cara
-          Semua sifat persegipanjang adalah sifat persegi.
-          Diagonal-diagonal persegi saling berpotongan sama panjang membentuk sudut  siku-siku.
3. JAJAR GENJANG
Adalah bangun segi empat yang dibentuk dari sebuah segitiga dan bayangannya yang diputar setengah putaran (180o) pada titik tengah salah satu sisinya.
Sifat-sifat :
-          Sisi-sisi yang berhadapan pada setiap jajargenjang sama panjang dan sejajar.
-          Sudut-sudut yang berhadapan pada setiap jajargenjang sama besar.
-          Jumlah pasangan sudut yang saling berdekatan pada setiap jajargenjang adalah 180o.
-          Pada setiap jajargenjang kedua diagonalnya saling membagi dua sama panjang.
4. BELAH KETUPAT
Adalah adalah bangun segi empat yang dibentuk dari gabungan segitiga sama kaki dan bayangannya setelah dicerminkan terhadap alasnya.
Sifat-sifat :
-          Semua sisi pada belah ketupat sama panjang.
-          Kedua diagonal pada belah ketupat merupakan sumbu simetri.
-          Kedua diagonal belah ketupat saling membagi dua sama panjang dan saling berpotongan tegak lurus.
-          Pada setiap belah ketupat sudut-sudut yang berhadapan sama besar dan dibagi dua sama besar oleh diagonal-diagonalnya.
5. LAYANG-LAYANG
Adalah segi empat yang dibentuk dari gabungan dua buah segitiga sama kaki yang alasnya sama panjang dan berimpit.
Sifat-sifat :
-          Masing-masing sepasang sisinya sama panjang.
-          Sepasang sudut yang berhadapan sama besar.
-          Salah satu diagonalnya merupakan sumbu simetri.
-          Salah satu diagonal layang-layang membagi diagonal lainnya menjadi dua bagian sama panjang dan kedua diagonal itu saling tegak lurus.
6. TRAPESIUM
Adalah bangun segi empat yang mempunyai tepat sepasang sisi yang berhadapan sejajar.
a. Jenis-jenis trapesium
Secara umum ada tiga jenis trapesium sebagai berikut.
(i) Trapesium sembarang
Trapesium sembarang adalah trapesium yang keempat sisinya tidak sama panjang.
(ii) Trapesium sama kaki
Trapesium sama kaki adalah trapesium yang mempunyai sepasang sisi yang sama panjang, di samping mempunyai sepasang sisi yang sejajar.
(iii) Trapesium siku-siku
Trapesium siku-siku adalah trapesium yang salah satu sudutnya merupakan sudut siku-siku (90o).
Sifat-sifat :
Secara umum dapat dikatakan bahwa jumlah sudut yang berdekatan di antara dua sisi sejajar pada trapesium adalah 180o.
Trapesium sama kaki mempunyai ciri-ciri khusus, yaitu
1) diagonal-diagonalnya sama panjang;
2) sudut-sudut alasnya sama besar;
3) dapat menempati bingkainya dengan dua cara.


Read more >>

Guru sebuah pekerjaan atau Profesi ?


Suatu pekerjaan sebagai guru disebut juga profesi, mungkin pada masyarakat awam memandang bahwa profesi dan pekerjaan mempunyai arti yang sama.Namun demikian pada hakikatnya Pekerjaan dan Profesi mempunyai arti yang berbeda. Dan untuk itu dibawah ini kita akan membahas lebih lanjut tentang hal tersebut.
1.      Pengertian Profesi
a.      Menurut pemahaman saya:
Profesi adalah suatu pekerjaan, namun tidak semua pekerjaan dapat disebut sebagai profesi.Profesi merupakan suatu pekerjaan yang menuntut keahlian, membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap pekerjaan yang digelutinya, serta mempunyai unsur melayani masyarakat .

b.      Pengertian profesi menurut para ahli:
v  Menurut Osnstien dan Live 1984
Melayani masyarakat, merupakan karir yang dilakukan sepanjang hayat. Melakukan bidang dan ilmu dan kerampilan tertentu. Memerlukan latihan khusus dalam jangka waktu yang lama. Melakukan status social dan ekonomi yang tinggi.
v  Menurut Sanusi et all (1991)
Profesi adalah: Suatu jabatan yang memiliki fungsi dan signifikan yang menentukan (erusial)
v  Menurut De George
Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian.
v  Menurut Hughes, E.C (1963)
Perofesi menyatakan bahwa ia mengetahui lebih baik dari kliennya tentang apa yang diderita atau terjadi pada kliennya
v  Menurut Daniel Bell (1973)
Profesi adalah aktivitas intelektual yang dipelajari termasuk pelatihan yang diselenggarakan secara formal ataupun tidak formal dan memperoleh sertifikat yang dikeluarkan oleh sekelompok / badan yang bertanggung jawab pada keilmuan tersebut dalam melayani masyarakat, menggunakan etika layanan profesi dengan mengimplikasikan kompetensi mencetuskan ide, kewenangan ketrampilan teknis dan moral serta bahwa perawat mengasumsikan adanya tingkatan dalam masyarakat
v  Menurut Paul F. Comenisch (1983)
Profesi adalah "komunitas moral" yang memiliki cita-cita dan nilai bersama
v  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (ketrampilan, kejuruan, dan sebagainya) tertentu
v  Menurut K. Bertens
Profesi adalah suatu moral community (masyarakat moral) yang memiliki cita-cita dan nilai-nilai bersama
v  Menurut Siti Nafsiah
Profesi adalah suatu pekerjaan yang dikerjakan sebagai sarana untuk mencari nafkah hidup sekaligus sebagai sarana untuk mengabdi kepada kepentingan orang lain (orang banyak) yang harus diiringi pula dengan keahlian, ketrampilan, profesionalisme, dan tanggung jawab
v  Menurut Doni Koesoema A
Profesi merupakan pekerjaan, dapat juga berwujud sebagai jabatan di dalam suatu hierarki birokrasi, yang menuntut keahlian tertentu serta memiliki etika khusus untuk jabatan tersebut serta pelayananbaku terhadap masyarakat

2.      Persyaratan agar suatu pekerjaan bisa disebut profesi adalah:
a.      Persyaratan utamanya
v  Adanya ilmu pengetahuan yang mendasari teknik dan prosedur kerja yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan khusus.
v  Adanya kode etik profesi.
v  Adanya pengakuan Formal Legalistik dari masyarakat dan pemerintah.
v  Adanya organisasi yang memayungi pelaku profesi serta melindungi masyarakat dari layanan yang tidak semestinya.
b.      Beberapa persyaratan lainnya:
v  Memerlukan bidang ilmu dan keterampilan tertentu di luar jangkauan khalayak ramai (tidak setiap orang dapat melakukannya).
v  Menggunakan hasil penelitian dan aplikasi dari teori ke praktek (teori baru dikembangkan dari hasil penelitian).
v  Memerlukan pelatihan khusus dengan waktu yang panjang.
v  Terkendali berdasarkan lisensi baku dan atau mempunyai persyaratan masuk (untuk menduduki jabatan tersebut memerlukan izin tertentu atau ada persyaratan khusus yang ditentukan untuk dapat mendudukinya).
v  Otonomi dalam membuat keputusan tentang ruang lingkup kerja tertentu (tidak diatur oleh orang luar).
v  Menerima tanggung jawab terhadap keputusan yang diambil dan unjuk kerja yang ditampilkan yang berhubungan dengan layanan yang diberikan (langsung bertanggung jawab terhadap apa yang diputuskannya, tidak dipindahkan ke atasan atau instansi yang lebih tinggi). Mempunyai sekumpulan unjuk kerja yang baku.
v  Mempunyai komitmen terhadap jabatan dan klien; dengan penekanan terhadap layanan yang akan diberikan.
v  Menggunakan administrator untuk memudahkan profesinya; relatif bebas dari supervisi dalam jabatan (misalnya dokter memakai tenaga administrasi untuk mendata klien, sementara tidak ada supervisi dari luar terhadap pekerjaan dokter sendiri).
v  Mempunyai organisasi yang diatur oleh anggota profesi sendiri.
v  Mempunyai asosiasi profesi dan atau kelompok ‘elit’ untuk mengetahui dan mengakui keberhasilan anggotanya (keberhasilan tugas dokter dievaluasi dan dihargai oleh organisasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI), bukan oleh Departeman Kesehatan).
v  Mempunyai kode etik untuk menjelaskan hal-hal yang meragukan atau menyangsikan yang berhubungan dengan layanan yang diberikan.
v  Mempunyai kadar kepercayaan yang tinggi dari publik dan kepercayaan diri setiap anggotanya (anggota masyarakat selalu meyakini dokter lebih tahu tentang penyakit pasien yang dilayaninya).
v  Mempunyai status sosial dan ekonomi yang tinggi (bila dibanding dengan jabatan lainnya).
v  Tiap anggota profesi mempunyai kebebasan dalam memberikan judgement terhadap permasalahan profesi yang dihadapinya.
Read more >>

Ibu Rumah Tangga Sebagai Wanita karir



Wanita bekerja bukan merupakan hal baru dalam kehidupan sehari-hari.Namun, setiap wanita yang bekerja belum bisa dianggap sebagai wanita karir.Yang dimaksud wanita karir adalah seorang wanita yang menjadikan karir atau pekerjaannya secara serius.Label sebagai wanita karir dapat menimbulkan pemikiran yang negatif dalam masyarakat awam sehingga seorang wanita karir dianggap lupa akan kodratnya sebagai ibu rumah tangga karena meninggalkan rumah untuk bekerja dan tidak mengurusi rumah tangganya.
Dimasa lampau, wanita masih sangat terikat dengan nilai-nilai tradisional yang mengakar di tengah-tengah masyarakat.Sehingga jika ada wanita yang berkarir untuk mengembangkan keahliannya di luar rumah, maka mereka dianggap telah melanggar tradisi sehingga mereka dikucilkan dari pergaulan masyarakat dan lingkungannya. Dengan demikian mereka kurang mendapat kesempatan untuk mengembangkan diri di tengah-tengah masyarakat.
Sejalan dengan perkembangan zaman, kaum wanita dewasa ini khususnya mereka yang tinggal di kota-kota besar cenderung untuk berperan ganda karena mereka telah mendapat kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengembangkan diri sehingga jabatan dan pekerjaan penting di dalam masyarakat tidak lagi dimonopoli oleh kaum laki-laki. Sudah tentu hal itu akan berdampak pada kehidupan sosial, baik positif maupun negatif.
Salah satu  kodrat yang dimiliki manusia adalah melahirkan.Menjadi ibu adalah sebuah kebahagiaan yang tak tergambarkan bagi seorang wanita.Namun, kadang, bagi seorang wanita karir, ini menjadi dilema.Sebab, kebutuhan mengejar karir dan memberikan perhatian pada anak adalah dua hal yang kadang sering tak bisa berjalan beriringan.Bahkan ada juga seorang wanita karir yang tidak mau menikah ataupun mempunyai anak karena beranggapan hal itu akan mengganggu karir mereka.Hal inilah yang mengakibatkan sebagian masyarakat memandang wanita karir menyalahi kodrat yang telah mereka bawa sejak lahir untuk hamil melahirkan dan menyusui.Terlebih lagi jika wanita yang berkair merendahkan suami mereka karena penghasilan jauh lebih rendah.Tentunya hal itu dapat berdampak negatif untuk kehidupan rumah tangga yang telah dibina.
Melihat fenomena yang terjadi pada wanita kalangan wanita karir lebih spesifik lagi kalangan wanita selebritis asumsi tersebut memang dikuatkan oleh banyak kasus dan fakta.Menurut pemberitaan media, khususnya dalam program infotainment, rumahtangga wanita selebritis ditengarai banyak terlilit masalah. Percekcokan, dugaan penyelewengan, kawin bawah tangan, sampai kasus-kasus perceraian tengah marak dikalangan artis wanita kita. Fakta inilah yang lalu membuat sebagian masyarakat menduga, semena-mena memberi cap negatif untuk wanita karir.
Namun bagi wanita karir yang dapat mengetahui batasan-batasan pekerjaan maka kehidupan rumah tangga dan pekerjaan akan seimbang, tentunya banyak dampak positif  yang dapat dinikmati, diantaranya adalah menambah penghasilan yang dapat meningkatkan kesejahteraan kehidupan rumah tangga utamanya dari segi perekonomian.Dengan berkarir seorang wanita dapat meningkatkan sumberdaya manusia yang dimiliki, lebih menjaga penampilan, dapat mengisi waktu luang, lebih percaya diri dan dapat meningkatkan perekonomian keluarga.
Fakta-fakta yang terungkap kemudian mengisyaratkan, sebenarnya bukan profesi pilihanan sebagai wanita karir yang menimbulkan keretakan rumah tangga, akan tetapi cara menyikapinyalah, yang juga menentukan optimal tidaknya kiprah mereka di lingkup keluarga serta lingkungan tempat tinggal. Buktinya, masih banyak kaum wanita yang aktif tapi mampu mendidik anak, mengurus suam.Di lingkungan tempat tinggal saya misalnya, rata-rata wanita menikah yang bekerja malah terlihat sangat aktif dan kerap menjadi inspirator dalam kegiatan lokal kampong.

Banyak perempuan yang memilih berkarir sekaligus tetap menjalankan peranannya sebagai ibu rumah tangga yang berusaha mencari penghasilan tambahan untuk membantu suami mencari nafkah untuk keluarga namun perempuan itu tetap dapat meluangkan  waktu untuk mengurusi suami dan anak-anak, tidak jarang hal seperti inilah yang lebih disukai para suami, selain mendapatkan penghasilan tambahan juga sebagai isteri tetap dapat melayani semua kebutuhan suami dan anak-anak.
Bagi wanita yang memutuskan berkarir tanpa harus meninggalkan kodratnya sebagai ibu rumah tangga  haruslah cekan, tidak harus mengerjakan pekerjaan rumah sendiri tapi biasanya  bisa disiasati dengan menggunakan jasa pembantu rumah tangga untuk membantu tugas-tugas mereka, dan mereka harus bisa membagi waktu untuk pekerjaan di kantor dan waktu untuk berinteraksi dengan suami dan anak-anak, sehingga ia tetap bisa memberikan perhatian sebagai ibu rumah tangga seutuhnya.
Adapun yang harus dilakukan ketika seorang wanita ingin berkarir adalah:
·         Tentuksn prioritas utama yaitu keluarga karena yang berkewajiban mencari nafkah adalah seorang suami.
·         Usahakan dapat membagi waktu untuk keluarga dan wanita karir.
·         Usahakan selalu ada untuk anak-anak dan suami
·         Buat jadwal khusus untuk meluangkan waktu berjala-jalan atau menghabiskan waktu dengan keluarga.
·         Jadikan suami sebagai mitra untuk berdiskusi dalam hal pekerjaan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa bukan pilihan sebagai wanita karir yang dapat mengakibatkan terganggunya rumah tangga, tetapi cara wanita itu menyikapi pekerjaannyalah yang menentukan keberhasilan.Jika wanita itu tetap bisa membagi waktu dan memprioritaskan keluarga maka pekerjaan tidak akan mengganggu rumah tangganya. Bila profesi yang dipilih tidak menganjurkan pada pelanggaran etos mereka sebagai wanita (ibu dan istri), tentu tak masalah jika mereka aktif berkarier. Waktu mereka masih bisa diluangkan untuk mengurus anak-suami..Untuk itu haruslah seorang wanita berusaha menyalurkan kemampuannya untuk bekerja tanpa  melupakan kodrat yang telah dibawa sejak lahir sebagai seorang ibu sekaligus istri.
Read more >>

Angka dan Bilangan


Sebuah angka digunakan untuk melambangkan bilangan, suatu entitas abstrak dalam ilmu matematika. Tetapi bagi orang-orang awam, angka dan bilangan seringkali dianggap dua entitas yang sama. Mereka pun umumnya menganggap angka dan bilangan sebagai bagian dari matematika. Memang bahasa Indonesia belum cukup baku sebagai alat komunikasi dalam ilmu dan sains, sehingga belum ada konsesus resmi bahwa ‘angka’ dan ‘bilangan’ melambangkan dua hal yang sangat berbeda. Demikian pula, kedua kata angka dan bilangan masih sering dipertukarkan dengan kata nomor.
Kata nomor biasanya menunjuk satu atau lebih angka yang melambangkan sebuah bilangan bulat dalam suatu barisan bilangan-bilangan bulat yang berurutan. Misalnya kata ‘nomor 5′ menunjuk salah satu posisi urutan ‘angka 5’ dalam barisan bilangan-bilangan 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7…, . Sedangkan dalam barisan bilangan 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, … ‘nomor 5’ menunjukkan posisi urutan untuk angka 10. Jadi kata nomor sangat erat terkait dengan pengertian ‘urutan’.
Arti kata ‘angka’ lebih mendekati arti kata ‘digit’ dalam bahasa Inggris. Nampaknya belum ada kata dalam bahasa Indonesia yang merupakan terjemahan secara tepat dari ‘digit’. Dalam hal ini, sebuah atau beberapa angka lebih berperan sebagai lambang tertulis atau terketik dari sebuah bilangan. Sesuai dengan arti kata ‘digit’, lebih baik pengertian angka dibakukan dengan batasan agar hanya ada sepuluh angka yang berbeda: 0, 1, 2 …, 9. Jika diperjelas lagi perbedaan angka dan bilangan itu seperti perbedaan seorang individu manusia dengan nama yang melekat pada individunya. Dengan kata lain, ada lima individu, yaitu 1, 2, 3, 4, 5. Masing-masing individu mempunyai nama, 1 = satu, 2 = dua, 3 = tiga, 4 = empat, dan 5 = lima. Jadi jelas bahwa yang dinamakan angka adalah 1, 2, 3, 4, 5. Sedangkan bilangan adalah satu, dua, tiga, empat, lima. Atau agar lebih mudah dalam memahaminya, angka sebenarnya dapat juga disebut sebagai lambang bilangan, yang menyatakan nama dari suatu bilangan tertentu.

Misal, 27  coba mana yang dimaksud angka, bilangan, dan lambang bilangan pada “27″?Pada “27″ terdapat dua angka, yaitu angka 2 dan angka 7, sedangkan 27 merupakan bilangan yang melambangkan suatu kuantitas (misal: panjang, berat, umur, dan lain-lain). Jadi “2″ dan “7″ tersebut merupakan angka-angka yang digunakan untuk melambangkan bilangan “27″. Selain itu, -mengacu pada penjelasan pada uraian di atas- 2 dan 7 juga dapat disebut sebagai lambang bilangan, nama lain dari angka. Tentu saja angka-angka 2 dan 7 juga dapat digunakan untuk melambangkan bilangan-bilangan yang lain tergantung dari banyaknya angka “2″ dan “7″ yang digunakan dan juga tergantung posisi peletakan angka-angka tersebut. Kesimpulannya adalah terdapat 10 angka atau lambang bilangan, yaitu mulai dari 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9.

Read more >>

Labels

Diberdayakan oleh Blogger.